Mitos Menyesatkan tentang Nasi Putih
Masyarakat Indonesia memang tidak bisa lepas dari nasi putih
sebagai makanan pokok. Kalau belum makan lauk dengan nasi, namanya belum makan
tapi hanya nyemil. Gak bikin kenyang.
Tapi mulai muncul kekhawatiran mengenai konsumsi nasi putih,
yang sering dikaitkan dengan hal-hal negatif. Ini yang membuat banyak metode
diet yang menyarankan untuk membatasi konsumsi nasi putih, dan menggantinya
dengan nasi merah atau kentang.
Apa benar hal-hal negatif mengenai nasi putih tersebut?
Berikut ini beberapa mitos yang kerap terdengar.
Nasi tidak mengandung nutrisi
Banyak mitos yang membuat manfaat nasi jadi sedikit
terpinggirkan dan tergantikan, ini karena mitos yang menyebut bahwa nasi tidak
mengandung nutrisi penting. Lebih baik nasi digantikan dengan karbo lain
seperti kentang.
Meski tidak sepenuhnya salah bahwa nasi bisa tergantikan
makanan lain yang mirip, namun nasi juga sama pentingnya dengan lauk pauk
lainnya. Nasi memang terkenal sebagai sumber karbohidrat yang tinggi.
Tapi selain itu nasi juga mengandung nutrisi penting
lainnya, seperti zinc, magnesium, protein, serat, dan selenium yang bermanfaat
bagi tubuh.
Kini juga sudah banyak beras yang mengandung tiamin,
riboflavin, dan niacin, yang ketiganya akan membentuk asam folat atau vitamin
B9 yang baik untuk kesehatan ibu hamil.
Nasi mengandung banyak gula
Memang benar adanya jika nasi menjadi salah satu makanan
yang memiliki indeks glikemik tinggi, yang berpengaruh pada meningkatnya kadar
gula darah dengan cepat. Namun sebenarnya tidak semua jenis nasi seperti itu.
Ada dua jenis nasi yang kerap ditemui, yaitu nasi putih dan
nasi merah. Keduanya memiliki kandungan nutrisi yang berbeda.
Jika cemas dengan meningkatnya gula darah setelah makan
nasi, atau ingin membatasi asupan gula, kamu bisa memilih nasi merah sebagai
sumber karbohidrat.
Ini karena nasi merah mengandung lebih banyak serat dan
rendah gula dibandingkan dengan nasi putih.
Makan nasi dapat menyebabkan diabetes
Sebenarnya nasi bukan menjadi penyebab utama diabetes. Namun
kebiasaan konsumsi nasi yang berlebihan dan rutin setiap hari itulah yang turut
mendukung meningkatnya risiko terkena diabetes.
Apalagi orang Indonesia terbiasa mengonsumsi nasi putih
sebanyak tiga kali dalam sehari, belum lagi porsinya terkadang jumbo agar
kenyang.
Belum lagi jika nasi putih diolah lagi menjadi nasi goreng.
Memang nikmat, tapi kandungan karbonya jadi dobel.
Ditambah lagi dengan konsumsi berbagai makanan manis,
seperti kue kering, biskuit, permen, teh manis, dan lainnya. Apalagi jika tidak
diimbangi dengan konsumsi sayur dan buah.
Sebuah penelitian dari Harvard School of Public Health
menunjukkan bahwa semakin banyak porsi nasi putih yang dimakan setiap hari,
maka semakin besar juga risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.
Bukan berarti kamu tidak boleh mengonsumsi nasi, namun lebih
memerhatikan porsinya agar terhindar dari diabetes.
Masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang
terkena diabetes, seperti faktor keturunan, atau mengonsumsi yang manis-manis
secara berlebihan misalnya.
Makan nasi bikin gemuk
Ini menjadi desas-desus yang paling umum mengenai nasi,
yakni bikin cepat gemuk. Sebenarnya nasi sama saja dengan sumber karbohidrat
lain, seperti mi, pasta, atau roti.
Jadi, yang menyebabkan gemuk bukan nasinya, namun karena
jumlah kalori yang masuk dan keluar dalam tubuh tidak seimbang. Asupan
karbohidrat yang berlebihan memicu kegemukan.
Apalagi banyak dari orang Indonesia kerap makan nasi dan mi
goreng sebagai lauk.
Jika kamu tidak ingin gemuk, coba batasi porsi nasi saat
makan, tidak perlu dhindari. Termasuk sumber karbohidrat lainnya yang
mengandung kalori tinggi.
Kamu dianjurkan hanya mengonsumsi ¼ piring atau satu
genggaman tangan dalam satu porsi makan agar tidak gemuk.
Karena berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan RI,
jumlah nasi yang dikonsumsi sekali makan adalah tidak lebih dari 100 gr atau
setara dengan 8-10 sendok makan.
Jumlah kalori pada 100 gr nasi hanya sekitar 175 kkal,
jumlah yang kecil untuk meningkatkan berat badan.
Selain itu, kombinasikan juga dengan nutrisi sehat lainnya,
seperti protein, lemak yang sehat, dan serat dalam jumlah yang seimbang.
Segala yang berlebihan memang tidak baik, begitu juga dengan
mengonsumsi nasi putih. Jika dimakan dalam batas wajar dan tidak berlebihan,
nasi putih selain mengenyangkan dan jadi sumber tenaga, juga bernutrisi.
Posting Komentar untuk "Mitos Menyesatkan tentang Nasi Putih"